'/> Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, Serta Dampaknya -->

Info Populer 2022

Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, Serta Dampaknya

Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, Serta Dampaknya
Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, Serta Dampaknya
1. Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau yaitu revolusi produksi biji-bijian dari inovasi ilmiah berupa benih unggul gres dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa akhir tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau yaitu meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.


Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok  Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, serta Dampaknya

2. Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau
Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau yaitu sebagai diberikut:
a. Hancurnya lahan pertanian akhir PD I dan PD II.
b. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
c. Adanya lahan tidur.
d. Upaya peningkatan produksi pangan.

Gagasan wacana revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan goresan pena Thomas Robert Malthus(1766 – 1834) yang beropini bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan yaitu duduk perkara yang dihadapi insan yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan pening-katan produksi pertanian.


Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh goresan pena Robert Malthus tersebut, yaitu:
a. gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
b. gerakan perjuangan mencari dan meneliti hibrida dalam bidang pertanian.


3. Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai semenjak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundationdi Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre)merupakan sentra penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil membuatkan bibit padi gres yang produktif yang disebut padi absurd atau padi IR-8.

Pada tahun 1970 dibuat CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research)yang bertujuan untuk memdiberikan pinjaman kepada banyak sekali sentra penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang mendapat hadiah nobel lantaran gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tumbuhan biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi rindang dengan tumbuhan yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya meningkatkan produk-tivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai diberikut.

a. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
b. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern menyerupai bajak dan mesin penggiling.
c. Penggunaan pupuk-pupuk baru.
d. Penggunaan metode yang sempurna untuk memberantas hama, contohnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.

Perkembangan Revolusi Hijau juga besar lengan berkuasa terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai diberikut.
a. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).
b. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
c. Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).
d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis yaitu sebagai diberikut.
1) Penanaman yang terus menerus.
2) Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3) Erosi lantaran penebangan liar.
4) Irigasi yang tidak teratur.

Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai diberikut.
1) Reboisasi untuk tempat hutan/nonhutan.
2) Melakukan babat pilih.
3) Pembibitan kembali.
4) Penanaman sejuta pohon.
5) Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
6) Seleksi tumbuhan (tanaman pelindung/tua

4. Keuntungan Revolusi Hijau
Adapun laba dari adanya Revolusi Hijau, yaitu diberikut ini.
a. Ditemukannya banyak sekali jenis tumbuhan dan biji-bijian/varietas unggul.
b. Meningkatnya produksi pertanian yang berarti sanggup mengatasi pangan.
c. Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO lantaran berhasil dalam swasembada pangan.

5. Kelemahan Revolusi Hijau
Sedangkan kelemahan dari Revolusi Hijau yaitu diberikut ini.
a. Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
b. Menurunnya daya produksi tanah lantaran ditanami terus menerus.
c. Polusi tanah dan air akhir penggunaan pupuk pestisida yang berludang keringhan.
d. Dengan mekanisasi pertanian menjadikan tenaga insan digantikan mesin.

Demikian artikel Pengertian Revolusi Hijau, Latar Belakang, Perkembangan, serta Dampaknya supaya sanggup berkhasiat.
Sumber: fp Friends learning together
Advertisement

Iklan Sidebar