1. Adab Bertamu
Sebagai makhluk sosial insan membutuhkan makhluk lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memerlukan interaksi dengan sesama maupun makhluk lain. Dalam hubungannya dengan sesama, insan kadang perlu berkunjung ke rumah sesama. Berkunjung ke rumah sobat atau saudara disebut bertamu.
Islam sebagai agama yang tepat mengajarkan umatnya budbahasa bertamu. Dalam bertamu ada beberapa hal yang harus diperhatikan biar tuan rumah atau orang lain tidak terganggu. Adab bertamu merupakan hal kecil. Akan tetapi, jikalau tidak dipraktikkan akan sanggup mengganggu ketenangan. Di antara budbahasa bertamu sebagai memberikankut.
a. Memilih Waktu yang Tepat
Jika ingin bertamu ke rumah sobat atau saudara, Anda harus menentukan waktu yang tepat untuk bertamu. Jangan bertamu pada jam istirahat. Misalnya bertamu terlalu larut malam atau tengah hari. Waktu-waktu tersebut merupakan waktu istirahat. Bertamu pada jam istirahat sanggup mengganggu istirahat tuan rumah. Bertamulah knorma dan sopan santun tuan rumah sedang bersantai.
b. Memperbaiki Niat
Niat merupakan landasan dasar dalam berbuat atau beramal. Niatkan kedatangan Anda bertamu sebagai sarana menjalin silaturahmi selain menunaikan tujuan bertamu. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pahala sebagai bekal kehidupan di akhirat. Selain itu, tujuan Anda bertamu juga sanggup terealisasi dengan baik.
c. Memmemberikantahukan Perihal Kedatangannya
Sebelum bertamu ada baiknya Anda memmemberikan kabar kepada tuan rumah. Hal ini alasannya ialah tidak setiap dikala seseorang sanggup mendapatkan tamu. Jika tuan rumah sedang sibuk, Anda sanggup membatalkan kedatangan Anda. Kadang tuan rumah hanya mempunyai waktu sebentar sehingga tidak sanggup menjamu tamu dengan baik.
Memmemberikantahukan perihal kedatangan sanggup meminimalisasi terjadinya hal tersebut. Ada bermacam-macam cara yang sanggup dilakukan untuk mengonfirmasi rencana kedatangan Anda. Anda sanggup memper-gunakan telepon, surat, email, dan banyak sekali cara lain.
d. Meminta Izin Masuk
Sebelum masuk ke rumah orang lain Anda harus meminta izin. Anda sanggup mengetuk pintu kemudian mengucap salam. Islam melarang umatnya masuk ke rumah orang lain tanpa izin. Perhatikan firman Allah Swt. memberikankut ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya:Wahai orang-orang yang memberikanman! Janganlah kau memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memmemberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu ludang kecepeh baik bagimu, biar kau (selalu) ingat. (Q.S. an-Nur [24]: 27)
Surah an-Nur [24] ayat 27 menjelaskan larangan me-masuki rumah orang lain tanpa izin kepada pemilik-nya. Jelaslah sudah bahwa Anda harus meminta izin kepada pemilik jikalau ingin memasuki rumah orang lain.
Jika kita memasuki rumah orang lain tanpa izin, mungkin saja tuan rumah belum siap atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan tamu.
Bagaimana jikalau kita sudah mengetuk pintu dan mengucap salam, tetapi tidak ada sahutan dari penghuninya? Perhatikan firman Allah Swt. memberikankut.
فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Artinya:Dan jikalau kau tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kau masuk sebelum kau menerima izin. Dan jikalau dikatakan kepadamu, ”Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu
kembali. Itu ludang kecepeh suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan. (Q.S. an-Nur [24]: 28)
Jika orang yang hendak bertamu telah mengucap salam tetapi tidak ada sahutan dari tuan rumah, Allah melarang orang tersebut untuk masuk. Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam sebanyak tiga kali dan tidak ada tpendapatan, sebaiknya Anda kembali. Jika ada tpendapatan tetapi tuan rumah menyuruh Anda untuk kembali (pulang), kembalilah. Hal tersebut ludang kecepeh baik bagi orang yang hendak bertamu.
Tuan rumah yang menyuruh tamunya kembali tentu mempunyai alasan. Mungkin saja tuan rumah sedang tidak ingin diganggu atau ada pekerjaan yang tidak sanggup ditinggalkan. Islam memperbolehkan umatnya memasuki rumah yang tidak berpenghuni jikalau ada keperluan di dalamnya. Apakah kita harus meminta izin? Jika rumah yang akan dimasuki ialah rumah yang tidak berpenghuni, tetapi terdapat keperluan di dalamnya kita boleh masuk ke dalamnya. Akan tetapi, jikalau rumah kosong tersebut ada pemiliknya dan masih sanggup dihubungi sebaiknya Anda meminta izin untuk memasukinya. Allah Swt. berfirman ibarat memberikankut.
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Artinya:Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kau nyatakan dan apa yang kau sembunyikan. (Q.S. an-Nur [24]: 29)
e. Memperkirakan Lama Waktu Bertamu
Knorma dan sopan santun bertamu sebaiknya Anda tidak lupa waktu. Bertamu sebaiknya tidak terlalu lama. Bertamu dalam waktu yang terlalu usang sanggup mengganggu kegiatan tuan rumah. Mungkin saja tuan rumah masih mempunyai keperluan lain yang tidak sanggup dikerjakan knorma dan sopan santun Anda masih bertamu. Oleh alasannya ialah itu, batasi waktu untuk bertamu biar tidak mengganggu tuan rumah.
f. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut
Seseorang yang bertamu harus berwajah ceria. Wajah yang muram sanggup mengganggu suasana pertemuan. Selain itu, Rasulullah saw. mengajarkan umatnya untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan meskipun kecil. Misalnya menemui saudara atau orang lain dengan wajah ceria. Oleh alasannya ialah itu, bertamulah ke rumah sobat atau saudara dengan wajah yang ceria. Selain itu, knorma dan sopan santun bertamu Anda juga harus bertutur kata yang sopan. Tutur kata bernafsu tidak disukai oleh tiruana orang termasuk tuan rumah. Berkatalah dengan perkataan yang baik. Jika tidak mampu, ludang kecepeh baik diam.
2. Adab Menerima Tamu
Jika ada yang bertamu, ada pula orang yang mendapatkan tamu. Islam tidak hanya mengajarkan budbahasa bertamu, tetapi juga mengajarkan budbahasa mendapatkan tamu. Di antara budbahasa mendapatkan tamu dalam Islam sebagai memberikankut.
a. Mentpendapat Salam
Jika ada orang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, sunah hukumnya untuk mentpendapat salam. Oleh karenanya, jikalau ada yang mengetuk pintu dan mengucap salam hendaknya kita tpendapat salamnya. Selain itu, jikalau ada tamu yang tiba sedangkan Anda tidak mengetahui nama atau siapa dia, Anda diizinkan untuk menanyakannya.
b. Boleh Menolak Tamu
Tuan rumah diizinkan untuk menolak tamu yang datang. Jika tuan rumah tidak mempunyai waktu, ia sanggup menolak kedatangan tamu. Selain itu, tuan rumah yang sedang tidak mau diganggu juga sanggup menolak tamu. Selain itu, seorang istri (wanita) boleh menolak kedatangan tamu pria jikalau ia berada di rumah sendirian. Begitu juga sebaliknya, seorang suami (laki-laki) boleh menolak kedatangan tamu perempuan jikalau ia sendirian di rumah.
c. Menemui Tamu dengan Wajah Berseri
Tamu hendaknya disuruh masuk kemudian duduk di daerah yang telah disediakan. Menemui tamu hendaknya dilakukan dengan wajah berseri. Jika tamu tiba dengan wajah berseri dan tuan rumah menemui dengan wajah berseri, suasana pertemuan ludang kecepeh ramah dan nyaman. Bayangkan jikalau tamu tiba dengan wajah cemberut dan tuan rumah menemui dengan wajah cemberut, suasana menjadi tidak nyaman.
d. Memakai Pakaian yang Sopan
Tuan rumah hendaknya menemui tamu dengan pakai-an yang sopan. Pakaian yang sopan harus dikenakan tidak hanya knorma dan sopan santun menemui tamu, tetapi pada setiap saat.
e. Menyediakan Hidangan bagi Tamu
Tuan rumah hendaknya menyediakan hidangan bagi tamu yang datang. Akan tetapi, jikalau tidak mampu, tuan rumah tidak perlu memaksanya. Hidangan biasanya berupa minuman dan masakan kecil. Jika ada tamu yang menginap, semampu mungkin tuan rumah menyediakan keperluannya.
Selain budbahasa bertamu yang telah disebutkan di depan, masih ada beberapa budbahasa dalam bertamu sebagai memberikankut.
1. Tidak bangun di tengah pintu knorma dan sopan santun mengucap salam atau mengetuk pintu.
2. Tidak mengintip ke dalam kamar.
3. Tidak terlalu banyak berkomentar wacana hal yang ada di dalam rumah.
4. Menjaga pandangan.
5. Pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurangan tuan rumah.
6. Mengucapkan terima kasih atas sambutan dan jamuan tuan rumah.
7. Membatalkan bertamu jikalau di rumah hanya ada suami atau istri.
Sebagai makhluk sosial insan membutuhkan makhluk lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memerlukan interaksi dengan sesama maupun makhluk lain. Dalam hubungannya dengan sesama, insan kadang perlu berkunjung ke rumah sesama. Berkunjung ke rumah sobat atau saudara disebut bertamu.
Islam sebagai agama yang tepat mengajarkan umatnya budbahasa bertamu. Dalam bertamu ada beberapa hal yang harus diperhatikan biar tuan rumah atau orang lain tidak terganggu. Adab bertamu merupakan hal kecil. Akan tetapi, jikalau tidak dipraktikkan akan sanggup mengganggu ketenangan. Di antara budbahasa bertamu sebagai memberikankut.
a. Memilih Waktu yang Tepat
Jika ingin bertamu ke rumah sobat atau saudara, Anda harus menentukan waktu yang tepat untuk bertamu. Jangan bertamu pada jam istirahat. Misalnya bertamu terlalu larut malam atau tengah hari. Waktu-waktu tersebut merupakan waktu istirahat. Bertamu pada jam istirahat sanggup mengganggu istirahat tuan rumah. Bertamulah knorma dan sopan santun tuan rumah sedang bersantai.
b. Memperbaiki Niat
Niat merupakan landasan dasar dalam berbuat atau beramal. Niatkan kedatangan Anda bertamu sebagai sarana menjalin silaturahmi selain menunaikan tujuan bertamu. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pahala sebagai bekal kehidupan di akhirat. Selain itu, tujuan Anda bertamu juga sanggup terealisasi dengan baik.
c. Memmemberikantahukan Perihal Kedatangannya
Sebelum bertamu ada baiknya Anda memmemberikan kabar kepada tuan rumah. Hal ini alasannya ialah tidak setiap dikala seseorang sanggup mendapatkan tamu. Jika tuan rumah sedang sibuk, Anda sanggup membatalkan kedatangan Anda. Kadang tuan rumah hanya mempunyai waktu sebentar sehingga tidak sanggup menjamu tamu dengan baik.
Memmemberikantahukan perihal kedatangan sanggup meminimalisasi terjadinya hal tersebut. Ada bermacam-macam cara yang sanggup dilakukan untuk mengonfirmasi rencana kedatangan Anda. Anda sanggup memper-gunakan telepon, surat, email, dan banyak sekali cara lain.
d. Meminta Izin Masuk
Sebelum masuk ke rumah orang lain Anda harus meminta izin. Anda sanggup mengetuk pintu kemudian mengucap salam. Islam melarang umatnya masuk ke rumah orang lain tanpa izin. Perhatikan firman Allah Swt. memberikankut ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya:Wahai orang-orang yang memberikanman! Janganlah kau memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memmemberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu ludang kecepeh baik bagimu, biar kau (selalu) ingat. (Q.S. an-Nur [24]: 27)
Surah an-Nur [24] ayat 27 menjelaskan larangan me-masuki rumah orang lain tanpa izin kepada pemilik-nya. Jelaslah sudah bahwa Anda harus meminta izin kepada pemilik jikalau ingin memasuki rumah orang lain.
Jika kita memasuki rumah orang lain tanpa izin, mungkin saja tuan rumah belum siap atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan tamu.
Bagaimana jikalau kita sudah mengetuk pintu dan mengucap salam, tetapi tidak ada sahutan dari penghuninya? Perhatikan firman Allah Swt. memberikankut.
فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Artinya:Dan jikalau kau tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kau masuk sebelum kau menerima izin. Dan jikalau dikatakan kepadamu, ”Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu
kembali. Itu ludang kecepeh suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan. (Q.S. an-Nur [24]: 28)
Jika orang yang hendak bertamu telah mengucap salam tetapi tidak ada sahutan dari tuan rumah, Allah melarang orang tersebut untuk masuk. Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam sebanyak tiga kali dan tidak ada tpendapatan, sebaiknya Anda kembali. Jika ada tpendapatan tetapi tuan rumah menyuruh Anda untuk kembali (pulang), kembalilah. Hal tersebut ludang kecepeh baik bagi orang yang hendak bertamu.
Tuan rumah yang menyuruh tamunya kembali tentu mempunyai alasan. Mungkin saja tuan rumah sedang tidak ingin diganggu atau ada pekerjaan yang tidak sanggup ditinggalkan. Islam memperbolehkan umatnya memasuki rumah yang tidak berpenghuni jikalau ada keperluan di dalamnya. Apakah kita harus meminta izin? Jika rumah yang akan dimasuki ialah rumah yang tidak berpenghuni, tetapi terdapat keperluan di dalamnya kita boleh masuk ke dalamnya. Akan tetapi, jikalau rumah kosong tersebut ada pemiliknya dan masih sanggup dihubungi sebaiknya Anda meminta izin untuk memasukinya. Allah Swt. berfirman ibarat memberikankut.
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Artinya:Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni, yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kau nyatakan dan apa yang kau sembunyikan. (Q.S. an-Nur [24]: 29)
e. Memperkirakan Lama Waktu Bertamu
Knorma dan sopan santun bertamu sebaiknya Anda tidak lupa waktu. Bertamu sebaiknya tidak terlalu lama. Bertamu dalam waktu yang terlalu usang sanggup mengganggu kegiatan tuan rumah. Mungkin saja tuan rumah masih mempunyai keperluan lain yang tidak sanggup dikerjakan knorma dan sopan santun Anda masih bertamu. Oleh alasannya ialah itu, batasi waktu untuk bertamu biar tidak mengganggu tuan rumah.
f. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut
Seseorang yang bertamu harus berwajah ceria. Wajah yang muram sanggup mengganggu suasana pertemuan. Selain itu, Rasulullah saw. mengajarkan umatnya untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan meskipun kecil. Misalnya menemui saudara atau orang lain dengan wajah ceria. Oleh alasannya ialah itu, bertamulah ke rumah sobat atau saudara dengan wajah yang ceria. Selain itu, knorma dan sopan santun bertamu Anda juga harus bertutur kata yang sopan. Tutur kata bernafsu tidak disukai oleh tiruana orang termasuk tuan rumah. Berkatalah dengan perkataan yang baik. Jika tidak mampu, ludang kecepeh baik diam.
2. Adab Menerima Tamu
Jika ada yang bertamu, ada pula orang yang mendapatkan tamu. Islam tidak hanya mengajarkan budbahasa bertamu, tetapi juga mengajarkan budbahasa mendapatkan tamu. Di antara budbahasa mendapatkan tamu dalam Islam sebagai memberikankut.
a. Mentpendapat Salam
Jika ada orang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, sunah hukumnya untuk mentpendapat salam. Oleh karenanya, jikalau ada yang mengetuk pintu dan mengucap salam hendaknya kita tpendapat salamnya. Selain itu, jikalau ada tamu yang tiba sedangkan Anda tidak mengetahui nama atau siapa dia, Anda diizinkan untuk menanyakannya.
b. Boleh Menolak Tamu
Tuan rumah diizinkan untuk menolak tamu yang datang. Jika tuan rumah tidak mempunyai waktu, ia sanggup menolak kedatangan tamu. Selain itu, tuan rumah yang sedang tidak mau diganggu juga sanggup menolak tamu. Selain itu, seorang istri (wanita) boleh menolak kedatangan tamu pria jikalau ia berada di rumah sendirian. Begitu juga sebaliknya, seorang suami (laki-laki) boleh menolak kedatangan tamu perempuan jikalau ia sendirian di rumah.
c. Menemui Tamu dengan Wajah Berseri
Tamu hendaknya disuruh masuk kemudian duduk di daerah yang telah disediakan. Menemui tamu hendaknya dilakukan dengan wajah berseri. Jika tamu tiba dengan wajah berseri dan tuan rumah menemui dengan wajah berseri, suasana pertemuan ludang kecepeh ramah dan nyaman. Bayangkan jikalau tamu tiba dengan wajah cemberut dan tuan rumah menemui dengan wajah cemberut, suasana menjadi tidak nyaman.
d. Memakai Pakaian yang Sopan
Tuan rumah hendaknya menemui tamu dengan pakai-an yang sopan. Pakaian yang sopan harus dikenakan tidak hanya knorma dan sopan santun menemui tamu, tetapi pada setiap saat.
e. Menyediakan Hidangan bagi Tamu
Tuan rumah hendaknya menyediakan hidangan bagi tamu yang datang. Akan tetapi, jikalau tidak mampu, tuan rumah tidak perlu memaksanya. Hidangan biasanya berupa minuman dan masakan kecil. Jika ada tamu yang menginap, semampu mungkin tuan rumah menyediakan keperluannya.
Selain budbahasa bertamu yang telah disebutkan di depan, masih ada beberapa budbahasa dalam bertamu sebagai memberikankut.
1. Tidak bangun di tengah pintu knorma dan sopan santun mengucap salam atau mengetuk pintu.
2. Tidak mengintip ke dalam kamar.
3. Tidak terlalu banyak berkomentar wacana hal yang ada di dalam rumah.
4. Menjaga pandangan.
5. Pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurangan tuan rumah.
6. Mengucapkan terima kasih atas sambutan dan jamuan tuan rumah.
7. Membatalkan bertamu jikalau di rumah hanya ada suami atau istri.
Demikian artikel Adab Bertamu dan Menerima Tamu dalam Islam semoga bisa memberi manfaat.
Sumber: FP Friends learning together
Sumber: FP Friends learning together
Advertisement