Ikan yakni anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies ludang kecepeh dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Jangankan ikan, seujung burung yang bisa bicara layaknya insan aja harganya mahal, namun jika tiruana mahluk darat rata-rata bisa mengeluarkan bunyi untuk sarana komunikasi. Ikan sebaliknya rata-rata diam namun bisa mendengarkan suara.
Nah bagaimana cara ikan berkomunkasi dengan mitra sejawat, apakah dengan bahasa badan ? Nah pertanyaan ini hampir saja benar namun berdasarkan para sangat menguasai perikanan peneliti yaitu Shahriman Ghazali dari Universitas Auckland.
“Semua ikan sanggup mendengar, tapi tidak tiruananya bisa membuat bunyi layaknya seujung paus, namun bunyi yang dihasilkan dengan menggetarkan kandung kemih renang mereka,” katanya.
Tujuan dari ikan menggetarkan siripnya yakni untuk menarik pasangan, memperingatkan adanya predator, dan juga berkomunikasi dengan alam sekitarnya.
Jadi ikan memang tak bisa bicara dan tidak mengeluarkan bunyi dari lisan namun hanya menggetarkan bab badan yang menghasilkan suara.
Seperti halnya seujung paus biru, disinyalir ia merupakan hewan dan makhluk hidup yang mempunyai bunyi paling nyaring di bumi. Bahkan, bunyi dari paus biru konon bisa mencapai 188 desibel. Bayangkan dengan angka tersebut, bunyi seujung paus biru sanggup mengalahkan bunyi deru mesin motor Harley Davidson.
Hampir sama akan halnya dengan Lumba-lumba yang memakai kemampuan sonar mereka untuk menghasilkan bunyi di dalam air. Mereka bisa mengeluarkan bunyi yang bermacam-macam menyerupai klik, siulan, dan dengkuran. Suara ini dipakai untuk berkomunikasi dengan temannya dan melacak lingkungan sekitar.
Suara odontocetes berasal dari sistem hidungnya. Kemajuan teknologi dalam penelitian bioacoustic memungkinkan ilmuwan memahami sistem kawasan hidung mereka. Bahkan Gelombang bunyi yg dikirimkan odontocetes di dalam air mempunyai kecepatan 1,5 km/detik atau 0,9 mil per detik, sekitar 5 kali ludang kecepeh cepat dibandingkan di udara.
Advertisement