Fasisme yaitu ideologi yang menurut pada prinsip kepemimpinan dengan otoritas otoriter di mana perintah pemimpin dan kepatuhan berlaku tanpa pengecualian. Pasukan dengan otoritas (atau militer) menjadi sangat penting dalam ideologi fasis, lantaran ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin dan militer harus berpengaruh menjaga negara.
Gerakan ini mempunyai satu tujuan: menghancurkan musuh, dimana musuh dikonstruksikan dalam kerangka konspirasi atau ideologi lain. Dalam pola pikir fasis, musuh berada di mana-mana baik di medan perang maupun dalam bangsa sendiri sebagai elemen yang tidak sesuai dengan ideologi fasis. Dalam ideologi fasis, karenanya yaitu individualitas insan hilang, dan pengikut menjadi massa yang seragam dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan gerakan fasis tersebut.
Negara fasis yaitu negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator. Negara-negara ini membuatkan perasaan nasionalisme yang berludang kecepehan. Paham fasis berkembang di Italia dan Jerman. Di Jepang berkembang paham yang menyerupai dengan fasisme, yakni militersisme.
1. Naziisme di Jerman
Pada tahun 1919 di Jerman dibuat Partai Buruh Jerman yang didirikan oleh Adolf Hitler. Kemudian di bawah kepemimpinan Hitler, partai yang tiruanla kecil itu berkembang dan namanya diubah menjadi National Sozialistiche Deutshe Arbeiter Partei (NSDAP), yang disingkat Partai Nazi.
Sebab-sebab timbulnya Partai Nazi.
a. Kenangan akan kejayaan masa lampau yang ingin diperolehnya kembali. Seperti pada masa Fredrich Akbar dan Wilhelm I.
b. Rasa tidak puas di kalangan rakyat terutama disebabkan adanya ketidak ringan dan sepelean-ketidak ringan dan sepelean ekonomi.
c. Sistem pemerintahan yang demokratis parlementer dianggap tidak sempurna lagi dipakai lantaran mengutamakan kepentingan pribadi.
Tujuan dan impian Naziisme yaitu kejayaan Jerman. Hitler menyebut dirinya sebagai Fuhrer yang artinya yaitu pemimpin. Ia juga mengarang buku yang berjudul “Mein Kamf” atau “Perjuanganku”, yaitu cara memperjuangkan Jerman atas dasar nasional sosialisme. Dikatakannya pula bahwa Jerman ditakdirkan untuk berkuasa atas bangsa-bangsa lain.
Pada tahun 1933, Partai Nazi menerima kemenangan sehingga Hitler diangkat sebagai perdana menteri. Langkah pertama yang diambil yaitu memkebersihankan lawan-lawan politiknya dengan alat Gestapo atau polisi rahasia.
Pembantu-pembantu Hitler yang dikenal dan banyak dipakai yaitu Gobbels sebagai Menteri Propaganda, Himmler sebagai Kepala Gestapo dan Goering sebagai Pimpinan Angkatan Udara. Pada tahun 1934 Presiden Jerman Hindenburg meninggal, kemudian jabatan presiden dirangkap oleh Hitler. Dengan demikian ia telah mengukuhkan dirinya sebagai seorang diktator. Untuk memperlancar usahanya, semenjak tiruanla Hitler telah mengingkari Perjanjian Versailles yang mencemarkan nama Jerman. Selanjutnya Jerman dijadikan negara militer yang berpengaruh dan rintangan-rintangan dari luar tidak dihiraukan lagi. Bahkan tahun 1933 Jerman menyatakan keluar dari keanggotaan LBB. Milisi umum pun segera dijalankan.
2. Fasisme di Italia
Dalam Perang Dunia I bahwasanya Italia termasuk negara yang menang dalam perang. Tetapi keadaan dalan negerinya sangat buruk. Oleh lantaran itu memperringan dan sepele tumbuh fasisme, yaitu paham yang mengutamakan negara di atas segala-galanya. Golongan Fasisme di Italia ini dipimpin oleh Benito Musollini, seorang bekas guru dan wartawan pada tahun 1919. Sebagai seorang sangat menguasai pidato, Musollini berhasil menarik banyak pengikut.
Sebab-sebab timbulnya fasisme di Italia.
a. Bangsa Italia yang merosot kedudukannya menginginkan kejayaan kembali menyerupai zaman kerajaan Romawi.
b. Rasa tidak puas di kalangan rakyat, lantaran banyaknya pengangguran.
c. Sistem pemerintahan negara kesatuan Italia diperintah secara demokratis, tetapi tidak ada negarawan yang berhasil mengatasi ketidak ringan dan sepelean.
Partai Fasis bercita-cita membentuk Italia Raya. Caranya dengan membentuk pemerintahan yang berpengaruh di bawah pimpinan berkuasa penuh yang disebut “Il Duce” yang artinya pemimpin. Pada waktu Italia mengalami masa-masa kekacauan pada tahun 1919 – 1922, Musollini di luar pemerintahan membentuk pasukan yang disebut “Kemeja Hitam”. Dengan persenjataan yang tidak ada yang kurang, mereka berhasil mengembalikan keamanan di seluruh Italia. Oleh lantaran itu ia menerima pemberian dari rakyat dan akhirnya sanggup memegang kekuasaan sebagai diktator pada tahun 1922 – 1943.
Pada masa pemerintahan Musollini, Italia menerima kemajuan-kemajuan yang amat berarti. Misalnya sanggup memperbaiki perekonomian Italia yang mencakup perindustrian, pertanian dengan mengeringkan paya-paya, dan kemudian lintas berjalan tertib.
Pada tahun 1929 Musollini berhasil menuntaskan suatu dilema yang telah usang ditangguhkan penyelesaiannya, yaitu bekerjasama dengan Sri Paus. Usaha tenang dengan Sri Paus selaku kepala Gereja Katholik Roma mencapai kata setuju sebagai memberikankut.
a. Sri Paus diakui kedaulatannya sebagai kepala gereja yang bertahta di Vatikan.
b. Agama Katholik Roma diakui sebagai agama negara Italia dan diwajibkan diajarkan di sekolah.
c. Sri Paus mengakui pemerintah kerajaan Italia.
Penyelesaian dilema gereja ini ternyata menguntungkan kedudukan Musollini. Sebagai salah satu cuilan dari programnya, Musolini menjalankan politik luar negeri yang ludang kecepeh agresif. Pada tahun 1935 Musollini merebut Abessinia atau Ethiopia dari Kaisar Haille Selassi. Di samping itu Albania juga direbut oleh Musollini, Raja Zogu diusirnya dan tahta kerajaan dimemberikankan kepada Victor Emmanuel, Raja Italia pada tahun 1939. Sebelumnya pada tahun 1937 Italia mendapatkan baik uluran tangan Jerman untuk mengadakan perjanjian persahabatan yang erat. Hubungan ini agak goyah knorma dan budpekerti pada tahun 1938 Jerman menduduki Austria. Tetapi akhirnya Hitler sanggup meyakinkan Musollini, bahwa tindakannya itu tidak akan menggangu kedaulatan Italia.
Demikianlah menyerupai Jerman pada masa Hitler, maka Italia pada masa Musollini mengalami kemajuan pesat di bawah rezim totaliter yang akan membawa Italia ke arah bala Perang Dunia II.
3. Militerisme Jepang
Kemajuan Jepang tampak semenjak zaman Restorasi Meiji pada tahun 1868. Tokoh pembaharu Jepang ini yaitu Mutsuhito atau Meiji Tenno. Ia mengadakan pembaharuan dalam banyak sekali bidang. Salah satu di antaranya yaitu bidang militer.
Ia memperbarui susunan Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang mencontoh keadaan Jerman. Namun dalam Perang Dunia I Jepang ikut berperang melawan Jerman. Perang ini memmemberikan kesempatan yang baik untuk merebut tempat jajahan Jerman di Cina, yang akan dibangun mula dan akaran di daratan Cina. Setelah Perang Dunia I selesai, Jepang sebagai negara yang ikut menang perang menerima beberapa laba berupa beberapa pulau bekas jajahan Jerman di Samudera Pasifik.
Dengan demikian Jepang menjadi tentangan berat bagi negara-negara Barat di Asia, lantaran hasil industrinya yang membanjiri pasaran Asia dan pengaruhnya di Benua Asia semakin bertambah. Meskipun Jepang mempunyai tempat jajahan di Korea, namun hal itu belumlah mencukupi. Oleh lantaran itu Jepang yang merupakan negara imperalis modern satu-satunya di timur jauh, berkeinginan untuk mempunyai jajahan luas di Asia.
Pada tahun 1927 Baron Tanaka menjadi Perdana Menteri Jepang. Ia yaitu sangat menguasai siasat militer yang sudah banyak pengalaman menghadapi Rusia. Kepada Kaisar Jepang disampaikannya rencana perluasan Jepang untuk menguasai seluruh Asia Timur. Menurut Tanaka untuk sanggup menguasai Cina ludang kecepeh berlalu dan silam harus menguasai Mansyuria dan Mongolia. Apabila Jepang sudah sanggup menguasai seluruh daratan Cina, tiruana negerinegeri lainnya dan negara-negara di sekitar Asia Selatan akan mengalah kepada Jepang. Bahkan negara-negara besar di Eropa tidak akan berani mengganggu kedaulatan Jepang di Asia Timur.
Pada tahun 1931 Jepang merasa sudah sanggup menyaingi industri di Eropa. Bahkan bisa menguasai seluruh Mansyuria. Dengan keadaan semacam itu, maka Jepang berani menyambut protes LBB dengan pernyataan keluar dari LBB. Pada tahun 1936 Jepang gotong royong dengan Jerman dan Italia membentuk “Anti Komintern Pact” dengan maksud untuk menghancurkan komunisme. Kemudian Jepang tidak berpengaruh menahan perilaku agresifnya. Oleh lantaran itu sehabis menyerbu Cina Utara, pecahlah Perang Cina-Jepang pada tahun 1937. Perang tersebut menggoncangkan suasana di tempat Pasifik, sehingga masing-masing negara di Pasifik mulai memperkuat kedudukannya. Tanda-tanda akan meletusnya Perang Pasifik mulai tampak nyata. Negara-negara Barat semakin cemas terhadap tindakan Jepang. Oleh bangsa Barat, Jepang dianggap sebagai “bahaya kuning” artinya ancaman orang Jepang yang menyaingi industri Barat. Ludang kecepeh-ludang kecepeh knorma dan budpekerti Jenderal Tojo mulai memegang pemerintahan militer di Jepang pada tahun 1941.
Gerakan ini mempunyai satu tujuan: menghancurkan musuh, dimana musuh dikonstruksikan dalam kerangka konspirasi atau ideologi lain. Dalam pola pikir fasis, musuh berada di mana-mana baik di medan perang maupun dalam bangsa sendiri sebagai elemen yang tidak sesuai dengan ideologi fasis. Dalam ideologi fasis, karenanya yaitu individualitas insan hilang, dan pengikut menjadi massa yang seragam dimana individu hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan gerakan fasis tersebut.
Negara fasis yaitu negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator. Negara-negara ini membuatkan perasaan nasionalisme yang berludang kecepehan. Paham fasis berkembang di Italia dan Jerman. Di Jepang berkembang paham yang menyerupai dengan fasisme, yakni militersisme.
1. Naziisme di Jerman
Pada tahun 1919 di Jerman dibuat Partai Buruh Jerman yang didirikan oleh Adolf Hitler. Kemudian di bawah kepemimpinan Hitler, partai yang tiruanla kecil itu berkembang dan namanya diubah menjadi National Sozialistiche Deutshe Arbeiter Partei (NSDAP), yang disingkat Partai Nazi.
Sebab-sebab timbulnya Partai Nazi.
a. Kenangan akan kejayaan masa lampau yang ingin diperolehnya kembali. Seperti pada masa Fredrich Akbar dan Wilhelm I.
b. Rasa tidak puas di kalangan rakyat terutama disebabkan adanya ketidak ringan dan sepelean-ketidak ringan dan sepelean ekonomi.
c. Sistem pemerintahan yang demokratis parlementer dianggap tidak sempurna lagi dipakai lantaran mengutamakan kepentingan pribadi.
Tujuan dan impian Naziisme yaitu kejayaan Jerman. Hitler menyebut dirinya sebagai Fuhrer yang artinya yaitu pemimpin. Ia juga mengarang buku yang berjudul “Mein Kamf” atau “Perjuanganku”, yaitu cara memperjuangkan Jerman atas dasar nasional sosialisme. Dikatakannya pula bahwa Jerman ditakdirkan untuk berkuasa atas bangsa-bangsa lain.
Pada tahun 1933, Partai Nazi menerima kemenangan sehingga Hitler diangkat sebagai perdana menteri. Langkah pertama yang diambil yaitu memkebersihankan lawan-lawan politiknya dengan alat Gestapo atau polisi rahasia.
Pembantu-pembantu Hitler yang dikenal dan banyak dipakai yaitu Gobbels sebagai Menteri Propaganda, Himmler sebagai Kepala Gestapo dan Goering sebagai Pimpinan Angkatan Udara. Pada tahun 1934 Presiden Jerman Hindenburg meninggal, kemudian jabatan presiden dirangkap oleh Hitler. Dengan demikian ia telah mengukuhkan dirinya sebagai seorang diktator. Untuk memperlancar usahanya, semenjak tiruanla Hitler telah mengingkari Perjanjian Versailles yang mencemarkan nama Jerman. Selanjutnya Jerman dijadikan negara militer yang berpengaruh dan rintangan-rintangan dari luar tidak dihiraukan lagi. Bahkan tahun 1933 Jerman menyatakan keluar dari keanggotaan LBB. Milisi umum pun segera dijalankan.
2. Fasisme di Italia
Dalam Perang Dunia I bahwasanya Italia termasuk negara yang menang dalam perang. Tetapi keadaan dalan negerinya sangat buruk. Oleh lantaran itu memperringan dan sepele tumbuh fasisme, yaitu paham yang mengutamakan negara di atas segala-galanya. Golongan Fasisme di Italia ini dipimpin oleh Benito Musollini, seorang bekas guru dan wartawan pada tahun 1919. Sebagai seorang sangat menguasai pidato, Musollini berhasil menarik banyak pengikut.
Sebab-sebab timbulnya fasisme di Italia.
a. Bangsa Italia yang merosot kedudukannya menginginkan kejayaan kembali menyerupai zaman kerajaan Romawi.
b. Rasa tidak puas di kalangan rakyat, lantaran banyaknya pengangguran.
c. Sistem pemerintahan negara kesatuan Italia diperintah secara demokratis, tetapi tidak ada negarawan yang berhasil mengatasi ketidak ringan dan sepelean.
Partai Fasis bercita-cita membentuk Italia Raya. Caranya dengan membentuk pemerintahan yang berpengaruh di bawah pimpinan berkuasa penuh yang disebut “Il Duce” yang artinya pemimpin. Pada waktu Italia mengalami masa-masa kekacauan pada tahun 1919 – 1922, Musollini di luar pemerintahan membentuk pasukan yang disebut “Kemeja Hitam”. Dengan persenjataan yang tidak ada yang kurang, mereka berhasil mengembalikan keamanan di seluruh Italia. Oleh lantaran itu ia menerima pemberian dari rakyat dan akhirnya sanggup memegang kekuasaan sebagai diktator pada tahun 1922 – 1943.
Pada masa pemerintahan Musollini, Italia menerima kemajuan-kemajuan yang amat berarti. Misalnya sanggup memperbaiki perekonomian Italia yang mencakup perindustrian, pertanian dengan mengeringkan paya-paya, dan kemudian lintas berjalan tertib.
Pada tahun 1929 Musollini berhasil menuntaskan suatu dilema yang telah usang ditangguhkan penyelesaiannya, yaitu bekerjasama dengan Sri Paus. Usaha tenang dengan Sri Paus selaku kepala Gereja Katholik Roma mencapai kata setuju sebagai memberikankut.
a. Sri Paus diakui kedaulatannya sebagai kepala gereja yang bertahta di Vatikan.
b. Agama Katholik Roma diakui sebagai agama negara Italia dan diwajibkan diajarkan di sekolah.
c. Sri Paus mengakui pemerintah kerajaan Italia.
Penyelesaian dilema gereja ini ternyata menguntungkan kedudukan Musollini. Sebagai salah satu cuilan dari programnya, Musolini menjalankan politik luar negeri yang ludang kecepeh agresif. Pada tahun 1935 Musollini merebut Abessinia atau Ethiopia dari Kaisar Haille Selassi. Di samping itu Albania juga direbut oleh Musollini, Raja Zogu diusirnya dan tahta kerajaan dimemberikankan kepada Victor Emmanuel, Raja Italia pada tahun 1939. Sebelumnya pada tahun 1937 Italia mendapatkan baik uluran tangan Jerman untuk mengadakan perjanjian persahabatan yang erat. Hubungan ini agak goyah knorma dan budpekerti pada tahun 1938 Jerman menduduki Austria. Tetapi akhirnya Hitler sanggup meyakinkan Musollini, bahwa tindakannya itu tidak akan menggangu kedaulatan Italia.
Demikianlah menyerupai Jerman pada masa Hitler, maka Italia pada masa Musollini mengalami kemajuan pesat di bawah rezim totaliter yang akan membawa Italia ke arah bala Perang Dunia II.
3. Militerisme Jepang
Kemajuan Jepang tampak semenjak zaman Restorasi Meiji pada tahun 1868. Tokoh pembaharu Jepang ini yaitu Mutsuhito atau Meiji Tenno. Ia mengadakan pembaharuan dalam banyak sekali bidang. Salah satu di antaranya yaitu bidang militer.
Ia memperbarui susunan Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang mencontoh keadaan Jerman. Namun dalam Perang Dunia I Jepang ikut berperang melawan Jerman. Perang ini memmemberikan kesempatan yang baik untuk merebut tempat jajahan Jerman di Cina, yang akan dibangun mula dan akaran di daratan Cina. Setelah Perang Dunia I selesai, Jepang sebagai negara yang ikut menang perang menerima beberapa laba berupa beberapa pulau bekas jajahan Jerman di Samudera Pasifik.
Dengan demikian Jepang menjadi tentangan berat bagi negara-negara Barat di Asia, lantaran hasil industrinya yang membanjiri pasaran Asia dan pengaruhnya di Benua Asia semakin bertambah. Meskipun Jepang mempunyai tempat jajahan di Korea, namun hal itu belumlah mencukupi. Oleh lantaran itu Jepang yang merupakan negara imperalis modern satu-satunya di timur jauh, berkeinginan untuk mempunyai jajahan luas di Asia.
Pada tahun 1927 Baron Tanaka menjadi Perdana Menteri Jepang. Ia yaitu sangat menguasai siasat militer yang sudah banyak pengalaman menghadapi Rusia. Kepada Kaisar Jepang disampaikannya rencana perluasan Jepang untuk menguasai seluruh Asia Timur. Menurut Tanaka untuk sanggup menguasai Cina ludang kecepeh berlalu dan silam harus menguasai Mansyuria dan Mongolia. Apabila Jepang sudah sanggup menguasai seluruh daratan Cina, tiruana negerinegeri lainnya dan negara-negara di sekitar Asia Selatan akan mengalah kepada Jepang. Bahkan negara-negara besar di Eropa tidak akan berani mengganggu kedaulatan Jepang di Asia Timur.
Pada tahun 1931 Jepang merasa sudah sanggup menyaingi industri di Eropa. Bahkan bisa menguasai seluruh Mansyuria. Dengan keadaan semacam itu, maka Jepang berani menyambut protes LBB dengan pernyataan keluar dari LBB. Pada tahun 1936 Jepang gotong royong dengan Jerman dan Italia membentuk “Anti Komintern Pact” dengan maksud untuk menghancurkan komunisme. Kemudian Jepang tidak berpengaruh menahan perilaku agresifnya. Oleh lantaran itu sehabis menyerbu Cina Utara, pecahlah Perang Cina-Jepang pada tahun 1937. Perang tersebut menggoncangkan suasana di tempat Pasifik, sehingga masing-masing negara di Pasifik mulai memperkuat kedudukannya. Tanda-tanda akan meletusnya Perang Pasifik mulai tampak nyata. Negara-negara Barat semakin cemas terhadap tindakan Jepang. Oleh bangsa Barat, Jepang dianggap sebagai “bahaya kuning” artinya ancaman orang Jepang yang menyaingi industri Barat. Ludang kecepeh-ludang kecepeh knorma dan budpekerti Jenderal Tojo mulai memegang pemerintahan militer di Jepang pada tahun 1941.
Advertisement