'/> Kenapa Orang Zaman Dulu Cenderung Punya Banyak Anak? -->

Info Populer 2022

Kenapa Orang Zaman Dulu Cenderung Punya Banyak Anak?

Kenapa Orang Zaman Dulu Cenderung Punya Banyak Anak?
Kenapa Orang Zaman Dulu Cenderung Punya Banyak Anak?
Peribahasa “Banyak anak, Banyak Rezeki”. Dalam kehidupan masyarakat kita terutama orang-orang dulu, ada ungkapan banyak anak banyak rejeki, pengertian rejeki disini biasanya ludang keringh mengacu kepada bahan (uang/harta benda). Ungkapan ini mungkin tidak banyak dianut oleh generasi muda sekarang, namun bagi sebagian orang masih dipegang berpengaruh lantaran terkait juga dengan pedoman agama (Islam).

Dalam kehidupan masyarakat kita terutama orang Kenapa Orang Zaman Dulu Cenderung Punya Banyak Anak?

Zaman dulu orang-orang meyakini bahwa banyak anak, artinya banyak rezeki.

Hal ini mungkin dipengaruhi kadab zaman dulu (terutama sebelum revolusi industri dan kadab masih zaman penjajahan), profesi yang sanggup dipilih seseorang hanya terbatas sebagai petani, pedagang dan berkebun.

Akses pendidikan pun terbatas hanya sanggup dinikmati golongan menengah ke atas. Sehingga orang menengah ke bawah terpaksa berkebun atau jadi petani untuk menunjang kehidupannya.

Dan jikalau menjadi petani di ladang, siapa yang sanggup membantu dengan upah yang minimal?

Daripada mempekerjakan tetangga, ludang keringh murah mempekerjakan anak sendiri bukan?

Itulah mungkin kenapa orang-orang dulu suka mempunyai anak banyak. Karena semakin banyak anaknya, semakin banyak pekerjaan yang sanggup diselesaikan di ladang. Sehingga mereka rezekinya menjadi banyak pula (hasil panen melimpah).

Namun, dengan terbukanya susukan pada pendidikan dan majunya IPTEK. Orang-orang mempunyai banyak pilihan karir selain menjadi petani. Sehingga tidak relevan lagi pepatah “banyak anak, banyak rezeki”. Karena orang-orang tidak perlu lagi kerja di ladang untung hidup dan menafkahi keluarganya.

Belum lagi ditambah tantangan kehidupan masyarakat jaman dulu berbeda sekali dengan masyarakat sekarang. Zaman dulu jikalau sepasang suami istri punya anak 10, setiap anak cukup didiberi makan dan pakaian saja.

Hiburan, ada hubungan yang cukup berpengaruh antara hiburan dan tingkat kelahiran. Di tempat dimana hiburan elektronik tersedia secara luas: televisi, radio, nonton bareng. Tingkat kelahiran menurun. Walaupun tidak otomatis merupakan hubungan sebab-akibat, namun hubungan ini terlalu berpengaruh untuk diabaikan. Mungkin lantaran hiburan mengakibatkan bapak2 bahagia begadang, yang otomatis mengurangi waktu dengan ibu2. Atau Ibu2 terinspirasi dengan cerita2 sinetron yang rata2 anaknya sedikit (supaya irit naskah dan casting) sehingga ngga terlalu semangat punya anak terus. Yang terang kebutuhan akan menikmati hiburan mendorong orang mencari cara mempunyai waktu luang ludang keringh dengan: mengurus ludang keringh sedikit anak.
Advertisement

Iklan Sidebar